Before the Storm by zemotion
Metallica by HenriKack
Lorem Ipsum

Sabtu, 24 April 2010

Pengalaman PIRNas VI, Teluk Awur, Jepara

11 Siswa Temukan Penjernih Air dari Terumbu Karang

Jakarta | Wed 04 Jul 2007 03:00:00

Sekitar 11 siswa yang tergabung dalam kelompok peneliti bidang Teknik pada Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRNas) VI di Teluk Awur Jepara, nampak menyusuri pantai Teluk Awur.

Penelusuran tersebut dilakukan dalam rangka mencari topik penelitian yang akan mereka perjuangkan dalam PIRNas tersebut.

Saat menyaksikan onggokkan terumbu karang yang mengalami kerusakan di sepanjang Teluk Awur, tebersit ide untuk melakukan eksperimen menjernihkan air laut dengan memanfaatkan terumbu karang yang rusak tersebut.

"Daripada terumbu karang itu menyebabkan polusi tanah dan merusak pemandangan, bukankah akan lebih baik dimanfaatkan untuk hal-hal yang bermanfaat, " kata Yohanes Muliana, siswa SMA Kristen Petra 2 Surabaya, yang tergabung dalam kelompok tersebut.

Lewat diskusi panjang dan membandingkan dengan ide-ide lain, akhirnya pemanfaatan terumbu karang sebagai penjernihan air laut akhirnya terwujud dan mulailah tahapan percobaan-percobaan yang melelahkan, dari mulai pagi hari sampai malah hari. " Terus terang, dalam dua hari terakhir ini, sampai tengah malam kami terus mencoba, " kata Yohanes.

Melalui penelusuran kepustakaan dan sharing pengetahuan, akhirnya disepakati bahan-bahan yang akan digunakan untuk menyaring air laut tersebut sehingga bisa digunakan.

Bahan-bahan itu antara lain Accu, gerabah/keramik, serbuk arang dari batok kelapa, terumbu karang yang dipecahkan sehingga menjadi bentuk-bentuk yang kecil, pasir pantai yang digoreng(Disangrai), plastisin, dan kapas. Sebagai wadah percobaan adalah botol air mineral I liter.

Melalui beberapa percobaan akhirnya tersusun lapisan-lapisan penyaring air laut tersebut. Di lapisan paling atas, terdapat gerabah/keramik, di mana air laut mengalami penyaringan pada partikel yang berukuran besar dan mengikat zat-zat logam. Setelah lewat lapisan ini, muatan logam air laut berkurang.

Pada lapisan kedua, baru dipasang lapisan terumbu karang rusak yang sudah dipotong-potong. Selanjutnya air laut mengalir melalui lapisan ketiga, yakni arang dari batok kelapa yang berfungsi sebagai karbon aktif.

"Pada lapisan ini, terjadi penetralan bau dan penyisihan surfaktan anionik, zat organik dan anorganik yang bersifat toxik, " kata anggota kelompok lain, Fromesa Wisnu TP, seorang siswa SMA Taruna Nusantara Magelang.

Lapisan selanjutnya adalah pasir pantai yang akan menyaring partikel yang berukuran halus dan kecil. Partikel kecil dan halus juga akan tersaring pada lapisan berikutnya yang berupa kapas. Kapas ini juga membantu penjernihan warna.

Akhir dari proses ini adalah elektroforesis. "Pada tahap ini, aliran arus listrik dari Accu membuat ion-ion penyusun koloid air laut terpecah. Hal ini menyebabkan larutan bersifat lebih netral (Tawar) dan kandungan garam atau elektrolit kuat menurun, " kata Fromesa.

Setelah dilakukan beberapa kali percobaan, akhirnya diambil kesimpulan, bahwa pemanfaat terumbu karang sebagai salah satu bahan dalam proses filtrasi air laut sangat efektif. Komposisi yang tepat untuk tercapainya filtrasi tersebut adalah 3 berbanding satu. "Jadi tiga bagian terumbu karang yang rusak sebanding dengan 1 bagian lapisan-lapisan lain, " kata Yohanes.

Namun kelompok ini mengakui, hasil penjernihan air laut ini tidak bisa digunakan untuk minum atau dikonsumsi lainnya. " Hasil filtrasi ini hanya bisa digunakan secara aman untuk MCK atau mandi cuci dan kakus, " ungkap Fromesa.


sumber: http://www.jurnalnasional.com/show/breakingnews?page=97&rubrik=Ibukota&berita=932&pagecomment=1

0 komentar:

Posting Komentar